Puluhan Rumah Sakit Hentikan Beroperasi Karena Agresi Israel di Gaza
Tragis Jumlah Kematian Warga Palestina Semakin Meningkat
PERSINVESTIGASI.COM -Rumah sakit di wilayah utara, Gaza, Palestina diblokade oleh pasukan Israel. Sehingga, RS tidak bisa beroperasi untuk menampung korban perang Israel dan Hamas. Sebanyak 22 rumah sakit di Jalur Gaza telah berhenti beroperasi akibat "agresi" Israel, kata kantor media pemerintah di daerah kantong Palestina, pada Minggu.
Akibat serangan yang sengaja menyerang rumah sakit, khususnya karena ancaman terhadap tenaga medis, total 22 rumah sakit dan 49 pusat kesehatan terpaksa berhenti beroperasi akibat agresi Israel. Selain itu, (pasukan) pendudukan juga menyasar 53 kendaraan ambulans," kata kantor media itu.
Mereka mengatakan jumlah warga Palestina yang tewas sudah mencapai 11.180, termasuk 4.609 anak-anak dan 3.100 perempuan. Sementara, jumlah korban luka-luka mencapai 28.200, dengan 70 persen di antaranya anak-anak dan perempuan.Sekitar 70 masjid hancur total, 153 lainnya rusak sebagian, dan tiga gereja menjadi sasaran serangan Israel, kata kantor media pemerintah.
Dilansir dari Reuters, Senin (13/11/2023), pasukan Israel beralasan mereka sedang memburu militan Hamas. Israel mengatakan pihaknya sedang memburu militan Hamas di wilayah tersebut dan rumah sakit harus dievakuasi.
Rumah sakit terbesar pertama dan kedua di Gaza, Al Shifa dan Al-Quds, mengatakan mereka menghentikan operasinya.
Semakin banyak orang yang terbunuh dan terluka setiap harinya, namun setengah dari rumah sakit di wilayah tersebut kini tidak berfungsi, maka semakin sedikit pula tempat untuk menampung korban luka.
"Anak saya terluka dan tidak ada satu pun rumah sakit yang bisa saya bawa sehingga dia bisa mendapatkan jahitan," kata Ahmed al-Kahlout, yang melarikan diri ke selatan sesuai dengan saran Israel karena khawatir tidak ada tempat yang aman di Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berhasil memulihkan komunikasi dengan para profesional kesehatan di Shifa, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seraya menambahkan bahwa situasinya "mengerikan dan berbahaya" dengan tembakan dan pemboman yang terus-menerus memperburuk keadaan yang sudah kritis.
Tragisnya, jumlah kematian pasien meningkat secara signifikan, katanya dalam postingan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. "Sayangnya, rumah sakit tersebut tidak lagi berfungsi sebagai rumah sakit."
Sumber : Release
Editor : Fit