Siswa SMAN di Pekanbaru Jadi Korban Bully, Orang Tua Langsung Lapor Polisi

PERSINVESTIGASI.COM -Kasus perundungan atau bullying saat ini terjadi di salah satu SMA Negeri di Pekanbaru. Seorang siswa kelas 10 SMAN 6 Pekanbaru Bambu Kuning Tenayan Raya mendapat tindak kekerasan dari kawan sekolahnya. Kejadian ini berujung pada pelaporan orang tua korban ke Mapolsek Tenayan Raya.
Penuturan pelapor Rafizis, merupakan orang tua korban, Kejadian bermula pada selasa (30/01/2024) lalu. RA mengalami bengkak pada kepala bagian belakang menceritakan hal itu kepada ibunya. RA mengaku telah dikeroyok oleh dua orang teman sekelasnya inisial RR dan FM.
Pada Rabu (31/01/2024) pagi, pihak sekolah memanggil orang tua RA untuk menengahi dengan menghadirkan kedua pelaku berserta walinya. Kedua pelaku menyangkal telah melakukan pemukulan terhadap RA dan enggan meminta maaf, meskipun orang tua RR sempat memaksa anaknya untuk meminta maaf kepada orang tua RA.
Melihat sikap terduga pelaku RR yang begitu keras, orang tua RA yang masih kecewa dengan peristiwa pembullyan terhadap putra sulungnya itu pun menolak untuk mediasi.
"Tak apa, biar sajalah nanti polisi yang membuktikan apakah adek yang mukul atau tidak," ujar Rafizis, ayah RA.
Kepala Sekolah SMAN 6 Pekanbaru, Yon Hendri ketika dikonfirmasi mengakui bahwa pihaknya telah menerima informasi terkait kasus tersebut. Saat ini pihaknya tengah mencari jalan keluar dan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Permasalahan ini sudah kita laporkan ke Disdik Provinsi Riau. Akan dilakukan mediasi kedua pada Senin mendatang. Mediasi kedua ini akan menghadirkan komite sekolah, pengawas dan pihak Disdik," papar Yon Hendri lagi.
Lagi, pihak sekolah kata Yon Hendri akan berupaya mencarikan jalan penyelesaian yang terbaik untuk semua pihak.
Sebelumnya, orang tua korban RA mengaku belum puas dengan dilakukannya mediasi pertama. Bagaimana tidak, hingga hari ini korban RA masih trauma untuk masuk sekolah. Sementara, pelaku bully terhadap anaknya masih bersekolah seperti biasa seolah tanpa beban.
Apalagi sebelumnya, seorang siswa teman anak saya di kelas yang sama juga mengalami bullying, pelakunya juga anak sama," tutur Rafizis.(Andi)