Hanya Bus Diizinkan Melintasi Jalintim

Begini Kondisi Banjir Kabupaten Pelalawan

Hanya Bus Diizinkan Melintasi Jalintim
Foto: Personel Polres Pelalawan mengatur arus lalu lintas Jalan Lintas Timur Sumatera di Desa Kemang, Pangkalan Kuras, Pelalawan

PERSINVESTIGASI.COM - Kondisi Jalan di Kabupaten Pelalawan yang terendam banjir di tujuh kecamatan mulai surut. Berdasarkan alat pengukur di lapangan, penyusutan debit air berkurang sekitar 20 cm lagi sehingga ketinggian air kini sekitar 1 meter. Dengan kondisi ini, hanya bus diizinkan melintas ruas Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera, pada Senin (15/1/2024).

“Tapi bus yang dapat lewat cuma bus yang memiliki ruangan mesin di atas dan tidak di bawah. Karena dikhawatirkan mogok di tengah banjir saat air masuk ke ruangan mesin bus,” ungkap Kasatlantas Polres Pelalawan AKP Akira Ceria SIK MM. 

Namun, Akira menegaskan arus lalu lintas di jalur badan Jalintim Km 73-83 Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras masih diberlakukan sistem buka tutup. “Lalu lintas masih menggunakan sistem buka tutup,’’ ujarnya.

‘’Jika kendaraan besar dari arah Pangkalan Kuras dijalankan, mobil berat dari arah Pangkalan kerinci di berhentikan sementara. Begitupula sebaliknya secara bergantian agar lalu lintas tetap berjalan meski mengantre dari masing-masing arah,” tambahnya.

Siagakan Personel di Jalintim

Banjir yang melanda Rokan Hilir tak hanya berdampak terhadap lingkungan maupun permukiman masyarakat tapi juga akses jalan. Hal ini membuat Kasatlantas Polres Rohil Iptu Zahratul Aulia Harun STrk turun langsung ke lapangan. 

Salah satu yang menjadi perhatian polwan ini adalah jalan lintas Riau -Sumut yang berada di sekitaran Jembatan Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih.  Meskipun tidak terlalu panjang, namun sebagian akses jalan dekat jembatan penghubung yang melintasi Sungai Rokan tersebut, telah digenangi air dalam waktu cukup lama. 

Sementara arus cukup deras, membuat masyarakat harus berhati-hati saat melintas terutama pengendara sepeda motor maupun pejalan kaki. 

Bahkan kendaraan roda empat pun harus hati-hati melintasi titik tersebut karena terdapat juga beberapa lobang jalan sehingga jika terpeleset rawan dengan risiko terhenti di tengah jalan maupun macet.

“Menyikapi hal itu kami mengerahkan personel untuk tetap  melaksanakan pengaturan dan pengamanan di lokasi akses jalan yang terdampak banjir,” kata Kapolres Rohil AKBP Andrian Pramudianto SH SIK MSi melalui Kasatlantas Iptu Zahratul, Senin (15/1).

Keberadaan personil terangnya dalam upaya untuk memastikan agar tidak ada terjadi macet, dengan cara pengaturan lalulintas, menimbun jalan yang berlobang serta memberi tanda batas di bahu jalan agar tidak ada kendaraan yang keluar dari jalan pada saat melintas yang disebabkan oleh terhalangnya jarak pandang. 

“Segala upaya akan kami lakukan untuk memberi keamanan ketertiban dan keselamatan berlalu lintas, khususnya pada saat ini di seputaran akses jalan yang terdampak  banjir tepatnya yang berada di jalan lintas Riau-Sumut di akses menuju jembatan Ujung Tanjung,” katanya.

Untuk di Kabupaten Kuantan Singingi, sejak empat hari lalu, Sungai Kuantan meluap. Bahkan, ketinggian air Sungai Kuantan sudah mulai normal. Sesuai yang tertera di tugu pengukuran debit air Sungai Kuantan di Desa Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, ketinggian air saat ini sudah berada di angka 3,2 meter. Sedangkan angka normal berada antara 2-3 meter.

“Saat banjir yang menghantam Kuansing beberapa waktu lalu, ketinggian airnya mencapai 7 meter. Dengan ketinggian angka 7 meter tersebut, ini banjir terparah sejak 10 tahun terakhir,” kata Petugas Hidrologi Wilayah Sungai Sumatera III Provinsi Riau, Erianto, Senin (15/1) malam.

Erianto menambahkan, melihat cuaca tiga hari belakangan, kondisi Sungai Kuantan akan terus berangsur turun. Sebab, hampir tidak ada lagi turun hujan di bagian hulu Kabupaten Kuansing. Namun, banjir yang melanda Kuansing pekan lalu, telah merendam belasan ribu rumah warga dan ratusan hektare lahan pertanian sehingga, masyarakat terancam gagal panen.

Pemprov Turunkan Alat Berat Bantu Atasi Banjir

Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau menurunkan alat berat ekskavator amfibi untuk normalisasi sungai yang ada di seputaran Jalan Sudirman Ujung, Pekanbaru. Hal tersebut dilakukan karena saat ini di sekitar lokasi terjadi banjir. 

“Kami turunkan ekskavator amfibi di Jalan Siak IV Pekanbaru (Jalan Sudirman ujung) untuk normalisasi sungai dan drainase di sana,” kata Kepala Dinas PUPR-PKPP Riau, M Arief Setiawan melalui Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan Wilayah I, Khairul Anwar.  

Lebih lanjut dikatakanya, upaya tersebut menindaklanjuti instruksi Gubernur Riau terkait penanganan banjir di Riau. Di mana semua pihak agar dapat melakukan langkah-langkah kongkrit, termasuk UPT Jalan dan Jembatan. 

“Jadi Pak Kadis memerintah seluruh UPT Jalan dan Jembatan Dinas PUPR-PKPP untuk tanggap melakukan penanganan banjir di wilayah masing-masing. Sebab saat ini curah hujan cukup tinggi,” sebutnya. 

Khairul menambahkan, pihaknya mendapatkan laporan bahwa di jalan Siak IV terjadi genangan air akibat pasang keling Sungai Siak dan tingginya curah hujan belakang ini. “Untuk itu, kami diperintahkan menurunkan ekskavator amfibi membersihkan saluran drainase jalan dan parit Belanda. Ketika drainase dan parit tersebut dibersihkan, maka air bisa lebih cepat mengalir ke Sungai Siak,” sebutnya.

Khairil menyampaikan, alat berat ekskavator amfibi tersebut diturunkan ke lokasi pada, Rabu (10/1) lalu dan alat mulai bekerja, Kamis (11/1).  “Saat ini alat masih di lokasi, masih bekerja. Jadi untuk langkah kongkrit kita sementara membersihkan aliran air, agar badan jalan Sudirman ujung tidak tergenang air lagi,” ujarnya. 

Selain di Pekanbaru, Pemprov Riau juga menurunkan alat berat di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) untuk membantu mengatasi persoalan banjir di sana. UPT Jalan dan Jembatan Wilayah IV  Dinas PUPR PKPP telah mengerahkan 1 unit alat berat berupa  ekskavator  ke ruas Jalan Rengat Kuala Cenaku.

“Kami melakukan penambahan material di ruas jalan tersebut agar arus air yang melintasi di ruas tersebut berkurang sehingga kendaraan dapat lewat dan tidak membahayakan masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua,” kata Kepala UPT Jalan dan Jembatan Wilayah IV Dinas PUPR Provinsi Riau Ludfi Hardi ST MT. 

Sumber : Riaupos